ICTK : Ini Cerita Tentang KKL

Hai! sebelum aku bercerita, kita kenalan dulu yuk.
Namaku Nurul Fadilah, biasa di panggil Nufa. kalau mau panggil sayang boleh kok, asal jangan ninggal pas lagi sayang-sayange ya wkwk, canda ah
udah siap baca cerita KKL ku? jangan skip skip yaa, baca sampai selesai dong. yukk yukk...

Senin, 13 Januari 2019

Kriinnngggggg…… alarm Hpku bunyi. Waktu itu aku mengatur alarm pykyl 04.00 dan 04.30, lalu aku bangun di pukul 04.30. Setelah itu aku bangun dengan exited karena hari ini KKL tlah tibaaa, yeayyy. Aku beranjak dari tempat tidur untuk sholat subuh dan menyiapkan sarapan lalu mandi. Sekitar pukul 05.00 aku berangkat dari rumahku yang berada di Klaten menuju kampus UNY. Aku di antar oleh ibuku. Gapaham lagi, ibu memang wanita pemberani, wkwk. Waktu itu aku yg nyetir motornya, dan ibu yang bonceng di belakangku sambil memegang koperku. Sekitar pukul 06.30 lebih aku sampai di kampus, dan ternyata masih sepi. Disana baru ada Aisyah, Reni, dan Novita. Lalu aku turun dari motor sambil pamitan ke Ibu dang a lupa cium tangan Ibu. Lalu sambil menunggu aku sarapan spaghetti yang ku bawa dari rumah, karena ga sempet kalo sarapan di rumah, hehe. Setelah menunggu beberapa lama, temen-temen yang lain mulai datang. Setelah itu bis pun juga datang, dan aku beserta teman-teman memasukkan koper dan tas kami ke bagasi bis. Setelah menunggu lagi kita akhirnya kumpul dan berdoa bersama untuk keselamatan perjalanan kami. 
Kami juga mendoakan teman kami, Herlina yang saat itu gabisa ikut KKL karena ayahnya meninggal dunia.



Sekitar pukul 07.30 aku dan rombongan berangkat KKL. Aku duduk dengan Luthfi, sahabatku. Sebenernya ada Dini juga sahabat dekatku, tapi dia duduk di belakangku mencari tempat duduk yang aman karena dia mabuk perjalanan. Dan aku menyarankan untuk duduk di dekatku dan Luthfi supaya kami bisa membantu Dini kalu nanti dia muntah. Di sepanjang perjalanan, aku sama temen-temen nyanyi di dalem bis. Kami dangdutan, dagelan, pokoknya seru deh. Tapi sekitar pukul 10.00 bis mulai sepi karena sebagian besar pada molor wkwkwkwk. 

Kami melewati jalan tol yang panjang sekali, kaya ngerasa jalannya kok ga bais-abis wkwk. Pas di jalan tol pemandangannya indahhhhh banget. Kanan kiri sawah, pedesaan, ada juga gunung. Indah banget deh pokonya. Dan Alhamdulillah perjalanan kami lancar. Sekitar pukul 01.00 atau 01.30 kami sampai di Batu, Malng, yaitu di rumah makan Brawijaya, kami berhenti di rumah makan itu dulu untuk makan siang dan sholat. Setelah itu sekitar jam 15.30 kami melanjutkan perjalanan ke desa Ngadas yang jaraknya lumayan jauh dari Batu. Kami naik shuttle yng berjumlah 5 shuttle dengan masing-masing shuttle berisikan 16-20 orang. Aku kebagian di shuttle nomer 5, di situ ber 18 orang.
Akhirnya kami memulai perjalanan dari batu, Malang ke desa Ngadas. 1 jam awal kami baik-baik saja dan menikmati perjalanan kami. Tapi setelah masuk kawasan jalan yang nanjak yaitu jalan di gunung aku dan temen-temen ngerasa takut dan deg-degan karena jalannya naik, tikungan tajam dan kanan-kiri kami tebing dan jurang. Awalnya aku biasa saja, tapi lama-lama perasaanku ngga enak. Aku teringat saat aku mau ke Dieng, mobil yang ku tumpangi hampir mundur di jalan menanjak dan hampir jatuh. Aku membayangkan itu dan aku jadi ngerasa takut. Dan tiba-tiba apa yang terjadi? Shuttle yang aku naiki mengeluarkan asap di dalam dan di luar. Aku dan teman-temanpun panic dan berteriak ketakuitan. Lalu sopir shuttle memberhentikan shuttlenya di pinggir jalan, dan kamipun bergegas untuk turun. Kami semua panik dan bingung, kami juga takut jika terjadi apa-apa.
Lalu kami semua turun, dan temanku Amri dan Reza membantu pak supir memadamkan api dan mesin yang terbakar sehingga mengeluarkan asap yang banyak di bagian tempat duduk depan sebelah supir. Saat itu ada temenku namanya Nisa, dia menangis karena trauma. Dan temanku lainnya panik.

Setelah beberapa saat, kamipun di jemput oleh shuttle yang udah nyampe duluan. Lalu kami menuju Desa Ngadas. Aku dan teman-temanku sampai di desa Ngadas sekitar sebelum maghrib. Lalu pembagian rumah, aku berada di rumah terakhir di paling bawah dan paling ujung di banding dengan yang lainnya. Aku seruma dengan Luthfi sahabatku, Vidi dan Lisa. Kami tinggal di Home Stay Bu Wiji. Setelah kami masuk ke home stay, waaahhhh bagus sekali. Tempatnya rapid an nyaman, tapi saying, cuaca di desa Ngadas sangat dingin sekali, brrrrrrrr.
Setelah itu aku merapikan barangku dan mandi. Untungnya kamar mandi di home stay itu ada shower yang bisa ngatur air, mau panas atau dingin. Setelah mandi, lalu makan malam bersama dan kami semua berkumpul di balai desa untuk FGD dengan kepala desa dan mbah dukun. Rasanya seneng banget saat FGD aku dapet ilmu dan pengetahuan baru, khususnya tentang desa Ngadas. Setelah FGD lalu kami kembali ke rumah masing-masing. Semakin malam udara semakin dingin bangettttttt. Setelah sampe di kamar, kami ngga langsung tidur, tapi kami makan snack yang kami bawa sambil ngobrol bareng. Sekitar pukul 00.00 kami tidur. Aku satu kasur dengan Luthfi, sedangkan Lisa sama Vidi. Kami ngga bisa tidur nyenyak karena dinginnya udara menusuk sampe ke tulang, huhu.
Paginya sekitar pukul 05.00 aku bangun dan sholat subuh. Lalu aku bangunin yang lainnya juga. Aku ngajakin mereka buat keluar jalan-jalan di sekitar rumah. Pas pertama kali liat keluar, MasyaaAllah, indah banget pemandangannya. Keliatan banget gunung sindoro dan gunung bromonya, bukit-bukit di sekitarnya juga keliatan jelas, kaya lukisan tapi nyata. Sumpah indah banget. Aku, Luthfi, Lisa dan Vidi lalu jalan-jalan dan menikmati udara sejuk tapi dingin sambil liat pemandangan yang luar biasa. Ngga lupa dong kami foto-foto hehe, buat kebutuhan story instagram wkwk.
Saat jalan-jalan kami beberapa kali ketemu sama warga Desa Ngadas yang lagi jalan-jalan juga. Ramah banget warga disana. Kami saling menyapa satu sama lain. Oh iyaa, penduduk desa NGadas sebagian besar memakai kain di badan (sarung) untuk menghangatkan tubuh. Kalau yang laki-laki memakai sarung biasa, kalau yang perempuan memakan kain panjang lalu di balutkan ke badan dengan cara di ikati. Nah untuk cara mengikat kain tersebut, ada ketentuannya. Jika perempuan yang sudah menikah, maka kain di ikat di tengah atau di depan dada. Sedangkan yang belum menikah, di ikatkan di samping, yaitu di pundak sebelah kiri atau kanan. Kain tersebut di kenal dengan Kaweng.
Setelah berfoto-foto lalu kami kembali ke rumah. Satu persatu dari kami mandi. Sambil menunggu antrian mandi, aku merapikan bawaan ku karena siangnya kami akan meninggalkan Desa Ngadas dan pindah lokasi KKL. Nah kebetulan hari itu adalah hari dimana di Desa Ngadas menadakan upacara adat. Yaitu Barikan dan Galungan. Upacara tersebut bermaksud untuk meminta perlindungan kepada Tuhan agar tidak terkena dampak bencana alam, dan juga membersihkan alat-alat pertanian. Saat itu Ibu Wiji, ibu home stayku bilang kalo dia ngga bisa ikut upacara tersebut karena harus ke sekolah. Bu Wiji adalah seorang guru SD di Ngadas. Jadi, aku dan temen-temen menawarkan diri buat kami saja yang ikut upacara mewakili Ibu Wiji. Lalu ibu Wiji menjelaskan cara-cara mengikuti upacara tersebut, dan menjelaskan bawaan yang harus kami bawa ke upacara tersebut. Jadi kami membawa wadah yang berisikan nasi, dan makanan lainnya yang menjadi seserahan atau sesaji untuk upacara tersebut. Wadah yang berisi makanan tersebut di tutup dengan kain dan di tali. Lalu sekitar pukul 08.00 aku membawa sesaji itu ke rumah kepala desa untuk di kumpulkan bersama warga Ngadas lainnya. Setelah semua sudah gterkumpul lalu para tetua membacakan doa untuk sesaji tersebut. Setelah di bacakan doa, sesaji tersebut di ambil lagi oleh masing-masing pemiliknya kemudian di tarud di dalam rumah kepala desa dan di kelompokkan sesuai jenis makanannya. Sesaji itu tidak semua di taruh di situ, tapi ada juga yang di bawa pulang lagi sebagian. Aku seneng banget bisa ikut upacara tersebut dan mewakili Bu Wiji untuk mengikuti upacara Barikan dan Galungan.
Setelah upacara selesai kami kembali ke rumah masing-masing dan meneruskan aktifitas. Aku dan temen-temen jalan-jalan lagi. ini adalah waktu Free time jadi kami bebas mau ngapain aja.

sekitar pukul 12.00 kita harus kumpul lagi di balai desa Ngadas untuk melanjutkan pindah tempat KKL. jadi waktu itu, kami makan siang dulu di tempat kami masing-masing. dan saat itu home stayku kosong. kami bingung mau makan siang dimana. lalu Lisa menelfon panitia dan juga TL (tour leader) untuk bilang kalau kami belum bisa makan siang. tapi ternyata suami Bu Wiji di rumah dan memberitahu kami kalau makan siang sudah siap. jadi, kami makan siang di rumah Bu Wiji deh, sebelumnya kami di tawari untuk makan siang bersama TL. stelah makan siang kami berpamitan kepada Bu Wiji dan suaminya. mereka sangat  baik dan ramah sekali. bahkan Bu Wiji meminta kontak kami supaya tetap terjaga silaturahmi kami hehe.
setelah itu, aku dan temen-0temen lanjut  buat jalan ke balai desa, eh pas di tengah jalan kami ketemu sama TL kami yaitu mas Dean, mas Faris sama satunya mas Adnan naik mobil ke arah balai desa. dan kamipun menyetop mereka untuk menumpang mobil mereka sampai ke balai desa, wkwkwk. kami bersempit-sempit ria di dalam mobil. kami berjumlah 7 orang dengan barang bawaan yang banyak sekali haha.
setelah sampai, kami menunggu temen-temen yang lainnya untuk kumpul semua. dan kami sempat berfoto bersama satu angkatan sebelum kami melanjutkan perjalanan kami ke Jodipan.

Jadi, ini adalah foto-foto saat di Desa Ngadas


Setelah semuanya lengkap lalu kami melanjutkan perjalanan ke kampung warna-warni Jodipan. perjalanannya cukup jauh dan bikin ngantuk, hmmm. aku duduk di sebelah Dini, sahabatku. karena dia belum minum obat buat mencegah mabuk perjalanan, eh dia udah keburu muntah. aku bantu dia buat olesin minyak, ngasih minum dan pokoknya aku bantu dia. kasian banget Dini, dia muntah sampe 3x waktu perjalanan ke Jodipan. 
Setelah sampai di Jodipan, kami masuk satu persatu dan duduk di tempat duduk yang sudah di persiapkan untuk FGD sebengtar. disitu ada Pak Marjuki dan bapak-bapak yang lainnya menjelaskan mengenai kampung warna-warni Jodipan tersebut. saat pertama kali liat, aku terpukau. indah dan lucu banget. Sebelumnya, aku cuma bisa liat lewat media masa, tapi sekarang aku bisa liat langsung, huhu. 
Menurutku kampung ini sangat menarik, karena dulunya kampung ini merupakan kampung kumuh yang kotor dan ngga istimewa sam sekali. Tapi setelah ada KKN dari UMM datang ke kampung tersebut dan mempunyai gagasan untuk merubah penampilan kampung tersebut, maka warga pun berdiskusi dan menyetujui, walaupun harus melewati proses yang panjang. Pengecatan dimulai, dengan di danai oleh salah satu PT. Daannnnnn abracadabra, kampug kumuh itu kini menjadi kampung wisata yang berwarna-warni dan sangat menarik.


Wahhhh bagus banget kannnn. kampung warna-warni Jodipan ini sekarang jadi kampung wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Di seberang kampung Jodipan ada kampung yang bernama kampung Tridi. jadi bedanya, kalau kampung Jodipan hanya di cat rumahnya saja dengan warna-warna yang menarik, tetapi kalau kampung Tridi dinding-dindingnya di beri gambar tiga dimensi. wahhh menarik banget kan.

Setelah di Kampung warna-warni Jodipan, aku dan lainnya melanjutkan perjalanan ke Sekolah Selamat Pagi Indonesia atau SPI. Kami menginap di hotel Transformer yang berada di sana. sebelumnya kami naik shuttle dulu ke rumah makan dekat BNS untuk istirahat dan makan malam. lalu kami transit menggunakan bis dan kemudian melanjutkan perjalanan ke SMA SPI. Setelah sampai, sebelumnya sudah di bagi kamar dan penghuninya. aku berada di kamar 2 tapi harus bertukar dengan kamar 4 karena ada kesalahan teknis. Aku sekamar dengan Una, Dinda, Alya, Tata, Embun, Tuti, dan Ambar. kamarnya ada dua tempat tidur, di atas dan di bawah. aku dan teman kelas A berada di bawah, dan teman-teman kelas B berada di atas. Lalu aku merapikan barang bawaan dan mandi. Badanku rasanya capekkkkk banget. Aku ngga langsung bisa tidur, malem-malem sekitar pukul 22.30 aku dan Luthfi jalan-jalan di sekitar hotel sambil ngemil snack yang kami bawa. Sekitar pukul 23.00 kami masuk kamar dan tidur, karena udara dingin dan lama-lama ngantuk juga kalau di luar, hehe.
Setelah itu paginya aku bangun pukul 05.00 dan sholat subuh. Karena masih ngantuk, aku tidur lagi sampe jam 06.00. Setelah bangun aku mandi dan merapikan barangku karena sebentar lagi check out hotel. lalu sekitar pukul 09.00 kami melanjutkan acara yaitu seperti FGD juga mengenai SMA SPI. 
Jadi, SMA SPI ini adalah SMA yng khusus di peruntukkan bagi anak-anak yatim piatu maupun anak-anak yang kurang mampu. Siswanya pun berasal dari berbagai daerah, bahkan ada yang berasal dari papua. Setelah mendengar banyak cerita yang disampaikan oleh kepala sekolah SPI tersebut saat FGD, aku merasa bangga kepada adik-adik di SPI, karena mereka semua hebat. Walaupun mereka tidak seberuntung kita, tapi mereka sangat bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan hingga saat ini. Di SPI, mereka di ajari banyak hal sehingga mereka jadi anak hebat. Aku sangat terharu dan bangga banget sama mereka:(

Disana kami disuguhkan penampilan anak-anak SPI yang sangat spektakuler. setelah pertun jukan selesai, kami di bagi kelompok dan melanjutkan b erkeliling SPI sesuai kelompok yang sudah di bagi bersama Tour Guide yaitu murid SPI itu sendiri. Aku mendapat kelompok 5 dengan Tour Guide namnya Krisna kelas X IPS. Krisna berasal dari Jogja tepatnya dari Sleman. Dia masuk SPI atas rekomendasi dari suster di gerejanya. Aku banyak banget bertanya dengan Krisna dan bertukar pengetahuan. Krisna orangnya baik banget dan masih lugu, hehe. Aku banyak bertanya mengenai SPI kepada Krisna. Dalam hati kecil aku penasaran banget dengan hal-hal pribadi Krisna, misalkan keluarganya. Tapi aku ngga berani tanya karena itu menyangkut masalah pribadi. Kami di antar keliling SPI oleh Krisna dan di jelaskan banyak hal. Dan kami juga di ajak ke Markas Anak Gruda tempat shooting Film Anak Garuda. Jadi ada film terbaru yang tayang tanggal 16 Januari 2020 judulnya Anak Garuda, yang menceritakan mengenai siswa-siswi SMA SPI yang sangat hebat hebat.

Setelah itu, kami lanjut outbond. Outbondnya seru banget, tapi sayang kelompokku kalah:(
Game-game outbond seru-seru banget. Setelah kita selesai outbond, kita kumpul lagi di semacam lapangan utama SPI untuk penutupan. Disitu kami waterfall Dancing bersama-sama. Jadi di Lapangan itu ada air yang bisa muncul dari bawah dan busa yang jatuh dari atas tentunya dengan alat-alat tertentu.
kami semua berjoget bersama sambil basah-basahan. Pokoknya seru bangetttttttt.
Setelah selesai, lalu kami bergantian mandi dan berkumpul lagi di tempat FGD tadi untuk penutupan. Disitu hadir kak Wayan sebagai salah satu murid SPI yang di ceritakan di Film Anak Garuda. Kak Wayan banyak banget sharing me ngenai pengalaman dia di SPI. Menarik banget deh pokoknya. Yang membuat aku kagum, mereka bahkan bisa sampe pergi ke Luar Negeri. huhuhu pengennnnnn.

ini adalah beberapa foto di SMA Sekolah Selamat Pagi Indonesia


Keren banget kaannnnn. Oh iyaa, aku juga foto sama Krisna lohh. Si adek yang ganteng dan lugu wkwk lucu banget Krisna itu. Malu-malu kucing wkwk. Semoga kita bisa ketemu lagi yaa Krisna hehe

Lalu setelah penutupan kami melanjutkan perjalanan ke Jatim Park 3 dan sekalian makan malam dan juga ke pusat oleh-oleh. Sampai di Jatim Park aku dan temen-temen cuma jalan-jalan keliling-keliling dan foto-foto aja. Kami ngga naik wahana karena mahal wkwk.

ini foto-foto waktu di Jatim Park 3


aku foto sama patung badut juga looohhh, lucu kaannn wkwkw

setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke Royal apa ya namanya lupa wkwk, untuk makan malam dan ke pusat oleh-oleh. Disitu aku kalap banget beli oleh-oleh. Harganya ngga murah dan ngga mahal juga sih, standar lah. Aku beli banyak makanan khas Malang yang tentu identik dengan rasa Apel wkwk

Setelah itu, sekitar pukul 21.30an kita melanjutkan perjalanan untuk pulang ke Jogja. Di dalem bis, Mas Dean TL kami bagi-bagi doorprize.Tapi aku ngga dapet, hmmm. Di situ mas Dean juga ngajak kita buat nyanyi bareng lagu perpisahan sambil nyalain flash di Hp kita masing-masing, huhuhu sedih banget rasanya KKL udah selesai. 
Sekitar pukul 3 lebih, kami sampai di Jogja, yaitu di kampus tercinta UNY. Aku tidak langsung pulang akrena aku belum di jemput. Lalu aku, Luthfi dan Dini pula ng ke kos dini dan tidur disana sampai pagi dan pulang ke rumah masing-masing.

KKL memberiku banyak banget pengalaman baru yang sangat berarti, mulai dari Desa Ngadas, Kampung Jodipan, dan SMA Selamat Pagi Indonesia. Pelajaran yang aku dapetin banyak banget, antaranya kita harus tetap melestarikan budaya dan adat istiadat bangsa kita Indonesia, jaga warisan leluhur yang sudah ada sejak lama. Lalu pelajaran lainnya adalah, kita sebagai generasi muda harus terus mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif kita untuk mengembangakan lingkungan kita agar lebih maju. Dan yang terakhir, kita harus senantiasa bersyukur dengan apa yang telah kita punya. Jangan jadikan kekurangan sebagai penghambat untuk kita bisa lebih maju. Jangan menyerah dengan masalah yang ada, tapi hadapi dan lawan segala hal yang dapat mematahkan semangat kita. Sebagai generasi muda, generasi penerus bangsa, kita harus bisa melawan ego kita demi kepentingan bersama, dan jangan pernah takut gagal. Jangan pernah takut mencoba, dan jangan pernah bilang tidak mampu atau tidak bisa, karena BISA TIDAK BISA, HARUS BISA!!!

Sekian cerita perjalanan KKL ku di Malang, Jawa Timur. Semoga dapat menghibur wkwk
Terimakasih sudah membaca sampai akhir, kamu hebat dapat membaca ceritaku sampai akhir wkwk 

terimakasih juga untuk Dosen pendamping KKL ku, Bu Sasi, Bu Tiwi dan Pak Datu. Serta Bu Aris yang tidak bisa ikut serta:(

Terimakasih juga untuk CSholidayjogja, karenamu #piknikmakinasik wkwkwk

sampai jumpa di cerita Nufa selanjutnya yaa,
see you...





Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI BENCANA MANAJEMEN KEBENCANAAN “Bencana Gempa Bumi”

Diary Kuliah Minggu Ke 16

Diary Kuliah Minggu Ke 7