PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SERTA MASUKNYA BUDAYA K-POP DI INDONESIA


Nama   : Nurul Fadilah
NIM    : 18413241009
Prodi   : Pendidikan Sosiologi A 2018
Dosen Pengampu : Dra. Puji Lestari, M.Hum., Aris Martiana, M.Si.


APA ITU SOSIOLOGI dan ANTROPOLOGI PENDIDIKAN ?


Sosiologi dan antropologi merupakan disiplin keilmuan yang mempelajari proses dan struktur sosial serta kebudayaan. Sosiologi dan antropologi memiliki perbedaan fokus dan cara bekerja. Sosiologi lebih memandang masyarakat sebagai sistem hubungan peranan (role relationship systems) dan antropologi melihat sebagai sistem jaringan nilai (values networking systems). Kedua perspektif tersebut dapat saling mengisi dan melengkapi dalam menganalisis orang di dalam masyarakat, sekaligus orang di dalam kebudayaan untuk memahami konteks sosio-kulturalnya. Masyarakat dapat menggunakan perspektif tersebut untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena, isu-isu dan masalah sosial yang dihadapi dalam masyarakat majemuk (multikultural).
Pendidikan digunakan oleh setiap masyarakat untuk mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat dan budayanya, untuk mengupayakan agar setiap warga masyarakat menjadi pendukung aktif institusi dan budaya yang bersangkutan. Melalui pendidikan, keutuhan sosio-budaya beserta komponen-komponennya dipertahankan dan dikembangkan.

CONTOH FENOMENA SOSIAL BUDAYA DAN PENDIDIKAN

Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat membawa dampak sangat luas bagi kehidupan manusia. Baik secara individu, sosial, maupun bernegara. Arus perkembangan yang besra, membawa berbagai macam dampak bagi masyarakat, baik positif maupun negatif. Jika dibiarkan begitu saja tanpa adanya pemahaman, penyaringan dan peran institusi, maka pengaruh negatifnya akan lebih mudah masuk dan merusak tatanan sosial yang ada. Tatanan sosial yang terdapat norma-norma, pakem, dan aturan sekarang dengan mudah dapat di terobos dan diintervensi oleh teknologi dan komunikasi.

“Masuknya Budaya K-POP Akibat dari Berkembangnya Teknologi Informasi dan Komunikasi”
Teknologi informasi dan komunikasi memang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Namun, semakin berkembang pesat, maka teknologi informasi dan komunikasi tentu akan membawa banyak dampak bagi kehidupan. Misal saja berkembangnya atau masuknya budaya K-POP di Indonesia. K-POP sendiri merupakan sebutan bagi orang-orang yang notabennya adalah para remaja bahkan anak-anak yang menyukai artis, fashion, bahkan budaya Korea. Saat ini, budaya Korea sangat berkembang di Indonesia, entah itu fashion, makeup, style dll. Para remaja kebanyakan mengidolakan grup band entah itu boyband atau girlband yang berasal dari Korea tersebut. Kebanyakan dari mereka mengidolakan karena ketampanan atau kecantikan, tubuh yang ideal, suara yang memukau, maupun fashion yang keren dan populer.
Para remaja ini dengan mudah mencari informasi dan mengakses mengenai idola mereka melalui sosial media, entah itu Instagram, youtube, atau situs lainnya yang dapat memberikan informasi kepada mereka mengenai artis idola mereka yang berasal dari Korea tersebut. Ketika para remaja mengidolakan artis, pasti remaja tersebut akan mencari tahu tentang artis tersebut hingga mendetail. Kemudian mereka juga mempelajari kebudayaan yang ada di negara Artis yang mereka idolakan. Disini kita membahas Korea. Tentu saja para remaja ini akan mempelajari mengenai lagu-lagu Korea, bahasa Korea, kebudayaan-kebudayaan yang bada di Korea dll.
Banyak remaja yang tergerus dengan budaya yang berasal dari luar (negaranya) kemudia sampai lupa dengan budayanya sendiri. Para remaja K-Pop ini bahkan lebih mendalami kebudayaan Korea daripada kebudayaan Indonesia. Mereka sibuk dengn gadget mereka untuk menggali informasi mengenai artis idola mereka yang berasal dari Korea tersebut. Hingga hubungan sosial budaya dengan lingkungannya terganggu. Remaja tidak banyak bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya karena lebih memilih untuk menonton Drama Korea, atau balajar dance Korea, melihat video artis yang mereka idolakan, yang membuat hubungan sosial mereka kurang baik. Selain itu, mereka juga mempelajari budaya korea, entah itu cara makan, berpakaian, berbicara dll. Bahkan beberapa dari mereka lebih paham budaya Korea daripada budaya mereka sendiri.
Dalam kajian Antropologi dapat dilihat dari :

Teori Lintas Budaya (cross cultural) yang mendeskripsikan, mempelajari, perilaku budaya pada etnis-etnis tertentu yang memiliki latar sosial, budaya yang bahkan berbeda dan berlainan sama sekali. Maka disini dapat di katakana bahwa budaya Indonesia dengan Korea pun sangatlah berbeda. Para remaja yang mempelajari budaya Korea tersebut dapat dikatakan melakukan teori lintas budaya.
Mempelajari budaya lain memang baik jika untuk menambah pengetahun, namun tidak baik ketika dengan mempelajari budaya lain tersebut lalu melupakan budaya sendiri. Mempelajari budaya Korea juga sangat baik, karena dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita, seperti bahasanya, budaya-budaya yang ada dan kekhasan serta keunikan yang ada di Korea.
Maka dari itu, peran pendidikan disini sangatlah penting. Karena melalui pendidikan kita di ajarkan mengenai multicultural yang ada di Indonesia maupun di dunia. Melalui pendidikan, kita dapat mawas diri terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi supaya kita tidak tergerus arus perkembangan dan globalisasi sehingga kita tetap berada di zona atau jalan yang benar. Pendidikan memberikan pemahaman untuk kita mengenai batasan-batasan dimana kita dalam bersikap, berperilaku dan memahami tentanghubungan sosial budaya, entah itu di negara kita sendiri, maupun dari negara lain. Dari pendidikanlah kita di ajarkan untuk selalu menyaring budaya apapun yang berasal dari luar, agar kita tidak terpengaruh begitu saja dan terkena dampak negatifnya.

Sumber referensi :
1.      S.W. M.Si., dkk. 2017.  Sosiologi dan Antropologi Pendidikan. UNY Press . Yogyakarta.
2.      https://m.detik.com/news/kolom/d-4019816/tragedi-sosial-budaya Di Akses pada tanggal 18 November 2019. Puku 23.55 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOSIOLOGI BENCANA MANAJEMEN KEBENCANAAN “Bencana Gempa Bumi”

Diary Kuliah Minggu Ke 16

Diary Kuliah Minggu Ke 7